Senin, 18 Januari 2016

Indonesia menangis tetapi masih optimis

Berbicara indonesia tidak akan ada habisnya. Negeri yang kaya raya di bangun di atas surga dunia yg membentang baik daratan ataupun lautan. Bangsa yg dibangun dengan darah perjuangan, mempertahankan kehormatan bukan kemunafikan. Di sini saya ingin beropini mengenai kondisi Indonesia tercinta yang memprihatinkan namun tetap memiliki harapan. Sejak era reformasi dari orde baru negara ini mengalami banyak peristiwa, peristiwa yang menyebabkan kegaduhan politik. Kontroversi kebijakan presiden-presiden dan jajarannya dalam rentan era reformasi hingga saat ini menimbulkan efek negatif bagi 200 juta lebih rakyat Indonesia. Saya tidak ingin membahas satu persatu kontroversi kebijakan karena saya merasa belum memiliki kompetensi untuk mengupas tuntas kontroversi kebijakan-kebijakan tersebut. Saya hanya ingin menyampaikan efek sampingnya saja menurut kacamata saya pribadi (read:subjektif). Pertama adalah efek terhadap kemiskinan, bangsa ini menurut saya masih jauh dari predikat sejahtera. Tidak usah jauh-jauh menengok ke papua, tepi kali ciliwung, pinggiran depok, tepi bekasi, kabupaten bogor yang notabennya dekat dengan ibu kota masih sangat mudah kita menjumpai kemiskinan. Belum lagi kasus busung lapar di indonesia bagian timur sana yang membuat hati miris, padahal indonesia sempat menjadi negara swasembada pangan di era pak harto. Padahal indonesia kaya sumberdaya alam (mineral, minyak, gas) tapi sayang dikelola bule-bule rakus dan 'tikus pengkianat'. Ke-dua adalah efek terhadap pendidikan, jumlah fasilitas pendidikan dengan jumlah rakyat indonesia menurut saya sangat tidak proporsional. Banyak sekali permasalahan pendidikan yg membuat saya geli, kurikulum yg galau, bangunan sekolah roboh, akses ke sekolah sulit, gaji guru tidak manusiawi, biaya sekolah mahal, dll. Meskipun anggaran pendidikan cukup besar (20% dari APBN) tetapi faktanya masalah-masalah sepele masih terjadi di lapangan. Ironis memang, tapi itu adalah kenyataan, padahal kita sama-sama tau bahwa kualitas pendidikan menentukan masa depan bangsa ini. Ternyata 70 tahun merdeka negeri yang besar ini masih berkutat dengan masalah-masalah sepele dalam dunia pendidikan. Yang ke-tiga adalah kemajuan teknologi. Indonesia sangat tertinggal dalam pengembangan dan inovasi teknologi di bandingkan negra tetangga (malaysia, singapura, dll). Hal ini disebabkan oleh masalah sepele juga, tidak adanya fasilitas yg memadai (contoh: laboratorium) dan kurang seriusnya pemerintah mendukung inovasi teknologi anak bangsa. Tengok saja, proyek pesawat terbang, drone, mobil listrik, ALUSISTA yang mandek dan akhirnya ditikung bangsa lain. Memalukan?ya, memang memalukan. Ide putra/i terbaik bangsa namun menjadi karya di negeri orang. Yang terakhir adalah krisis kepemimpinan, menurut saya sulit rasanya menemukan pemimpin bangsa ini yang jujur, ikhlas, dan benar-benar serius memimpin bangsa ini. Kalaupun ada, mesti ada saja yang menjegal kepemimpinannya sehingga tamat di tengah jalan. Pemimpin yg korupsi, tidak pro-rakyat, menjual aset negara, boneka amerika, ada saja kasus yang melekat pada masa baktinya. Kegaduhan politik yg selama ini terjadi membuat orang-orang jahat yang memiliki kepentingan tertentu rela melakukan segala cara untuk memperalat bangsa ini, dan mereka para kacung-kacung asing dan aseng akan terus menjadi pengkhianat bangsa ini tanpa ada sedikitpun rasa bersalah. Ketika bangsa indonesia dipimpin oleh pemimpin2 yg jujur, ikhlas, prorakyat, dan didukung oleh pendidikan yang maju dan merata serta serius dalam pengembangan dan aplikasi teknologi, rasanya Indonesia emas bukan lagi menjadi slogan semata melainkan menjadi kenyataan.
"Jatuh dan tersungkur
Menggoreskan luka jiwa dan raga
Bersumpah untuk mengabdi
Di atas bumi ibu pertiwi"