Senin, 25 Juli 2016

Sahabat Sampai Syurga


sebagai makhluk sosial sudah tentu manusia membutuhkan kehadiran orang lain untuk menemaninya, begitu pula yang Nabi Muhammad SAW contohkan kepada kita. Beliau memilih Abu Bakar As-Shidiq sebagai sahabat sejatinya. Dua insan manusia ini seharusnya kita jadikan contoh dalam kehidupan sehari-hari kita, dalam memilih teman sejati, dalam bergaul, karena dua insan manusia terbaik ini berteman bukan sembarang berteman melainkan bersahabat sampai syurga. seperti apa sih sahabat sampai syurga?
sahabat sampai syurga adalah
jika engkau bersamanya, maka engkau merasa semakin dekat dengan Allah
jika engkau melangkah bersamanya, maka langkahmu ringat untuk melangkah ke rumah-rumah Allah
jika engkau berbicara dengannya, maka lisanmu terasa ringan untuk bertasbih, bertahmid, dan bertakbir
jika engkau bepergian bersamanya, maka imanmu seperti batre yang tercharger senantiasa bertambah
berteman bukan sembarang berteman karena Rasulullah SAW sudah memberikan petunjuk melalui sabdanya.
Seorang mukmin merupakan cerminan saudaranya yang mukmin.” (HR. Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad, no. 239; Abu Dawud, no.4918 [Ash-Shahihah, no. 926])
jika teman atau sahabat kita orang yang solih, inshaAllah kita juga akan termotivasi untuk menjadi orang yang solih pula. Jika teman atau sahabat kita orang yang rajin, inshaAllah kitapun akan ketularan rajin. Jika teman kita orang yang berwawasan luas, inshaAllah bersamanya wawasan kita akan terus bertambah.
Karena hakikatnya manusia akan terwarnai, dengan siapa ia menghabiskan hari-harinya maka akan seperti itulah sifat dan karakternya. Ada juga loh sumbernya:
Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)
kebayang dong perumpamaan yang Rasulullah SAW sampaikan, pada dasarnya bukan berarti kita gak mau bergaul dengan semua orang tetapi tepatnya kita harus MEMILIH ya benar memilih, karena teman bisa mempengaruhi sifat dan karakter kita, masa depan kita, akhlak kita, cara berfikir kita, dan masih banyak lagi. Pasti kita semua berfikir, seharusnya kita bisa dong mengajak teman kita yang belum baik untuk 'hijrah' jadi lebih baik?ya tentu bisa dong, tapi sebelum itu sudahkan diri kita menjadi baik?dan sanggupkah kita bertahan dengan komitmen kita seorang diri?seandainya kita sudah berusaha menjadi lebih baik dan mencari teman yang baik pula untuk menjaga, mengingatkan, dan mendoakan kita otomatis usaha kita untuk mengajak teman-teman yang lain menjadi lebih baik lagi jauh lebih mudahkan?
guys, kita gak perlu takut atau khawatir dibilang gak gaul, gak asik, gak kekinian, cuma karena cara berpenampilan kita, berbicara kita, bergaul kita, dan lain sebagainya. kita gak perlu sibuk mikirin apa kata orang lain, lebih baik kita sibuk mikirin bagaimana nanti kita menghadap Allah SWT?bagaimana kita membahagiakan kedua orang tua?dan yang jelas bagaimana kita bangga menjadi seorang MUSLIM?ya saya bangga menjadi seorang MUSLIM!