- parameter material
- ukuran butir
2. kekuatan logam
secara sederhana kekuatan logam berbanding lurus dengan umur lelahnya dengan catatan tidak ada diskontinyuitas yang menurunkan kekuatan logam.
3. Penguatan dengan larutan padat
proses peningkatan kekuatan suatu material dengan memanfaatkan larutan padat akan meningkatkan kekuatan material jika menggunakan proses interstisi karena dengan demikian yang terjadi hanya stress aging bukan residual stress yang menyebabkan konsentrasi tegangan.
4. struktur mikro
struktur mikro suatu logam akan berkaitan erat dengan sifat mekanik logam itu sendiri, jika struktur yang dihasilkan perlite maka material akan menjadi ulet tetapi jika yang dihasilkan martensite maka material akan menjadi getas.
- Parameter proses pengerjaan
- proses pengecoran: proses pengecoran pada saat proses pemanasan dan pendinginan akan sangat mempengaruhi umur lelah suatu material. Apabila proses pemanasan terlalu tinggi butiran yang terbentuk terlalu kasar sehingga maaterial akan getas dan mudah patah. jika pendinginan tidak sempurna maka akan banyak diskontinyuitas yang terbentuk, retak, atau tidak homogennya unsur paduan, sehingga menyebabkan tegangan yang terkonsentrasi pada diskontinyuitas tersebut.
- proses pembentukkan: umumnya proses pembentukkan yang marak dilakukan di industri adalah proses rolling, dimana proses rolling ini bertujuan untuk mereduksi ukuran dari logam dengan memberikan beban sehingga deformasi plastis terjadi. hanya saja proses roll ini meninggalkan tegangan sisa dipermukaan, selain itu menyebabkan permukaan terlipat dan tidak terdeformasi sempurna sehingga permukaan tidak bisa homogen dalam mendistribusikan tegangan eksternal, semakin tebal bagian yang terdeformasi maka semakin banyak diskontinyuitas yang terbentuk.
- Proses pengelasan: proses pengelasan memiliki potensi cacat material yang tinggi, yang disebabkan oleh overheating, quenching, dsb. jika dianalisis struktur mikronya, maka logam induk akan memiliki sruktur mikro yang berbeda dengan wilayah HAZ karena HAZ merupakan daerah yang menerima efek pemanasan akibat las, sehingga HAZ akan lebih getas dibandingkan dengan logam induknya. selain itu cacat las yang biasanya mengakibatkan adanya crack adalah inklusi, yaitu tidak larutnya unsur kimia sehingga akan menyebabkan adanya konsentrasi tegangan. oleh karena itu dalam proses las dibutuhkan post weld heat untuk mereduksi diskontinyuitas akibat proses las.
- proses perlakuan panas: proses perlakuan panas dibutuhkan untuk menaikkan kekuatan dari suatu logam, dengan memanaskan logam lalu diquench. proses quenching(didinginkan cepat) ini menyebabkan proses difusi tidak sempurna sehingga tegangan akan terkonsentrasi dan menginisiasi crack. contohnya pada proses hardening dengan tujuan membentuk martensit tetapi menyebabkan logam menjadi getas dan mudah failure sehingga perlu disempurnakan dengan tempering dengan tujuan membentuk bainit agar material lebih ulet tetapi memiliki kekerasan yang cukup baik.
- faktor lingkungan
- Temperatur: temperatur yang tinggi akan menyebabkan logam semakin mudah terdeformasi plastis sehingga jika logam ulet berada dalam lingkungan temperatur tinggi maka logam menjadi semakin mudah failure.
- lingkungan korosif: peristiwa korosi akan menyebabkan peristiwa failure semakin cepat terjadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar