Pengelasan adalah proses penyambungan dua logam dengan memanfaatkan panas baik temperatur pemanasan di atas titik lebur logam atau di bawah titik lebur logam, baik menggunakan tekanan atau tidak menggunakan tekanan, baik menggunakan filler (elektroda) atau tidak menggunakan elektroda. untuk temperatur pengelasan jika objek las yang digunakan adalah pure metal atau logam murni maka temperatur pemanasan di atas temperatur lebur logam tersebut, tetapi jika logam objek las yang digunakan berupa alloy atau paduan maka temperatur yang digunakan di bawah titik lebur logam alloy tersebut.
seperti diagram equilibrium milik baja di atas, jika berupa paduan maka temperatur yang digunakan berada pada FZ(Fusion Zone). berada di atas temperatur 910 derajat celcius. artinya temperatur masih berada di bawah garis liquidus.
sedangkan jika logam las yang digunakan berupa pure metal, seperti diagram di atas berupa 100% logam besi (Fe) maka temperatur las yang digunakan berada di atas titik lebur dari logam tersebut. jika besi memiliki titik lebur 1535 derajat celcius maka temperatur pengelasan harus berada di atas temperatur lebur besi.
sedangkan pengaruh proses las terhadap sisi metalurgi pada logam las dapat diuraikan menjadi tiga kategori, yaitu fusion zone (FS), HAZ (Heat affected zone), dan base metal. ketiga kategori ini memiliki kriteria yang berbeda-beda berdasarkan struktur, temperatur yang diterima, dan sifat mekanik. Fusion zone sendiri adalah daerah dimana terjadinya proses las, artinya fusion zone merupakan daerah logam yang menerima temperatur yang paling tinggi sehingga filler mengisi rongga logam yang ingin dilas. karena daerah ini berisikan filler atau elektroda maka daerah ini memiliki sifat mekanik yang berbeda dengan logam las aslinya oleh karena itu seorang welder harus menentukan filler yang tepat agar didapatkan sifat meknaikn yang tida jauh berbeda atau memiliki kemiripan. daerah selanjutnya adalah HAZ atau heat affected zone artinya zona adalah zona yang mendapatkan pengaruh akibat panas yang diberikan pada welding zone (fusion zone). daerah ini bisa memiliki kecenderungan memiliki sifat dan struktur yang berbeda dengan base metal untuk mengatasinya perlu dilakukan pro heat dan post heat untuk mendapatkan sifat dan struktur yang tidak berbeda dengan base metal. daerah selanjutnya adalah base metal artinya daerha ini tidak mendapatkan pengaruh apapun akibat proses las sehingga tidak terjadi perubahan baik dari struktur mikro ataupun sifat mekaniknya.
ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses pengelasan:
- weld ability (mampu las)
- welder skill
- kapasitas mesin las
- K3 dari proses las itu sendiri
contohnya E 7016
2 digit pertama (70) memiliki arti kekuatan uji tarik dari jenis filler atau elektroda tersebut sebesar 70 Mpa
digit ke-3 (1) memiliki arti posisi las artinya pengelasan all position
digit ke 4 (6) kuantitas hydrogen, kode 1,6, dan 8 artinya kandungan hidrogen rendah. jumlah hidrogen yang terlalu banyak tidak diinginkan karena menyebabkan cacat jenis cold crack.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar