Amal jamai secara etimologi memiliki arti sebagai
berikut:
Amal adalah
perbuatan sedangkan jama’I adalah jamaah atau bersama-sama jadi secara
etiomologi atau secara definisi bahasa amal jama’I adalah suatu amal atau
perbuatan yang dilakukan secara bersama-sama (berjamaah). Sedangkan secara
istilah Al-‘amalul al-jamaa’i berarti bekerja sama berdasarkan
kecepakatan dan bekerja bersama-sama sesuai tugas yang diberikan untuk
memantapkan amal. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa Al-‘amalul al-jamaa’i
merupakan suatu perbuatan yang dilakukan secara bersama-sama sesuai dengan
hasil kesepakatan dalam hal kebaikan dengan memanfaatkan potensi masing-masing
anggotanya untuk memaksimalkan amal atau perbuatan tersebut untuk
merealisasikan cita-cita yang mulia. Adapun perintah Allah untuk beramal jamai
terdapat dalam beberapa ayat sebagai berikut:
“Dan
berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu
(masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu
menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah
berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya.
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat
petunjuk. Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah
orang-orang yang beruntung.” (Q.S. 3:103-104)
“Dan
bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi
dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu
berpaling dari mereka (karena) mengharap perhiasan kehidupan dunia ini; dan
janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah kami lalaikan dari mengingati
Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.”
(Q.S. 18:28)
“Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang
teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.”
(Q.S. 61:4)
Dari
berbagai potongan ayat di atas sesungguhnya Allah lebih mencintai hambaNya yang
beramal soleh secara berjamaah atau bersama-sama. Dan Allah melarang kita untuk
bercerai berai karena perpecahan hanya akan membuat Al-islam semakin jauh dari
kejayaan. Sejarah sudah membuktikan bagaimana Rasulullah SAW beramal secara
berjamaah bersama para sahabat sehingga terbentuklah pemerintahan di kota
madinah yang berlandaskan syari’at islam yang kemudian kejayaan Al-islam
tersebar luas ke berbagai penjuru dunia tidak hanya di jazirah arab saja. Coba
kita bayangkan seandainya Rasulullah SAW tidak berjuang secara berjamaah maka
apa yang akan terjadi? Maka dari itu hal yang pertama RAsulullah SAW lakukan
untuk mensyiarkan islam dan menyerukan orang-orang untuk beraqidah islam adalah
mengumpulkan orang-orang potensial seperti Abu Bakar r.a, Umar bin Khattab r.a,
Hamzah bin Abdul Muthalib, Ali bin ABi thalib r.a, Usman bin Affan, dan sebagainya kemudian
Rasulullah SAW memanfaatkan potensi masing-masing sahabt untuk berkontribusi
secara maksimal bagi Al-islam sehingga sampailah islam ke lubuk Hati kita.
Mengapa
amal jamai menjadi sangat penting dalam berupaya menegakkan syari’at?berikut
ini adalah urgensi dari amal jama’I secara singkat:
·
Dustur Illahi, seperti yang Allah perintahkan dalam
QS:3:104
·
Tabi’at alam, coba kita saksikan adakah makhluk hidup
yang mampu hidup hanya sebatang kara?
·
Cara yang efektif, beramal jama’I adalah cara yang
efektif baik dalam berdakwah kepada sesame ataupun beramal karena tentunya
sesuatu yang dikerjakan bersama-sama memiliki keutamaan tertentu.
·
Saling menguatkan, jika berjamaah bersama orang-orang
yang solih maka akan saling mengingatkan dan saling menguatkan QS:Al-Maaidah:2
·
Lebih dicintai Allah SWT QS:As-shaaf:4
Ada
beberapa ciri yang mengindikasikan bahwa gerakan atau amalan yang dilakukan
adalah amal jama’I, diantaranya adalah:
·
Aktivitas yang dijalankan haruslah keputusan jama’ah,
artinya jika dilakukan oleh sebuah lembaga misalnya LDJ, HIMA, BEM haruslah
hasil keputusan syuro atau rapat.
·
Memiliki susunan jama’ah atau lembaga yang jelas, dan
kegiatan atau aktivitas yang dilakukan haruslah rapih dan terprogram. Tujuannya
diangkatn seorang pemimpin jama’ah (ketua) adalah semata-mata untuk memudahkan
gerak dari jama’ah itu sendiri untuk mencapai tujuan jama’ah dan menerapkan
ajaran-ajaran islam.
·
Seluruh kegiatan yang dilakukan semata-mata hanya
mengharap Ridho Allah SWT
Oleh
karenanya kita sebagai seorang muslim haruslah bergerak bersama jama’ah,
berhimpun dengan orang-orang salih, untuk saling mendukung dan saling menguatkan
satu sama lain. Kewajiban seorang hamba didunia ada dua, kewajiban untuk
beribadah kepada Allah dan kewajiban untuk mensyiarkan agama Allah, artinya
kita memang diwajibkan untuk beramal jama’i dalam rangka mensyiarkan agama
islam hingga raga dan jiwa kita memang sudah tidak sanggupn lagi untuk
mengemban amanah tersebut.
Wallohua’lam..