Secara
etimologi khusnudon berasal dari kata hasan
(baik) dan dzon (prasangka)
artinya berprasangka baik. Sedangkan secara istilah husnudzon adalah
berprasangka terhadap takdir Allah SWT dan berprasangka baik terhadap
makhluk-makhluk Allah SWT. Orang yang memiliki sifat husnudzon tidak akan mudah
menyalahkan atau menuduh orang lain untuk menutupi kesalahan atau kekurangan
dirinya sendiri. Husnudzon juga akan senantiasa menghadirkan rasa ketenangan di
dalam hati kita ketika suatu musibah menimpa kita, sehingga akan mentarbiyah
diri kita untuk menjadi lebih dewasa.
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan
dari prasangka. Sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa, dan
janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebagian kamu
menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan
daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.
Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha
Penyayang.” (QS:Al-Hujurat:12)
Adapun
jenis-jenis dari husnudzon akan dijelaskan secara singkat sebagai berikut:
·
Husnudzon terhadap Allah SWT
Berprasangka
baik kepada Allah terhadap nikmat apa saja yang Allah berikan kepada kita, hal
ini akan menjadikan kita sebagai hamba yang selalu bersyukur.
·
Husnudzon terhadap diri sendiri
Artinya
senantiasa husnudzon terhadap semua bakat dan potensi yang kita miliki, karena
kita adalah sebaik-baiknya ciptaan. Hal ini akan membuat kita menjadi lebih
percaya diri dan semangat dalam beraktivitas sehari-hari
·
Husnudzon terhadap sesama manusia
Artinya
berhusnudzon terhadap sikap dan perilaku saudara kita, hal ini akan membangun
pondasi ukhuwah yang sangat baik dan mencegah terjadinya konflik-konflik yang
mengarah pada permusuhan.
Ibnu qoyyim
pernah berkata:
Telah nampak jelas perbedaan
antara husnudzan dengan ghurur (tipuan). Adapun Husnuzan, jika ia mengajak dan
mendorong beramal, membantu dan membuat rindu padanya: maka ia benar. Jika
mengajak malas dan berkubang dengan maksiat: maka ia ghurur (tipuan). Husnuzan
adalah raja' (pengharapan). Siapa yang pengharapannya mendorongnya untuk taat
dan menjauhkannya dari maksiat: maka ia pengharapan yang benar. Sedangkan siapa
yang kemalasannya adalah raja' dan meremehkan perintah: maka ia tertipu."
(Al-Jawab al-Kaafi: 24) .
Adapaun
perintah husnudzon akan dijabarkan seperti berikut ini:
"Aku sesuai prasangka hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku
akan bersamanya selama ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam dirinya maka
Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku, jika ia mengingat-Ku dalam sekumpulan
orang maka Aku akan mengingatnya dalam sekumpulan yang lebih baik dan lebih
bagus darinya. Jika ia mendekat kepada-Ku satu jengkal maka Aku akan mendekat
kepada-Nya satu hasta, jika ia mendekat kepada-Ku satu hasta maka Aku akan
mendekat kepadanya satu depa, dan jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan maka
Aku akan mendatanginya dengan berlari." (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Dari Abu
Sufyan, dari Jabir bin Abdillah Radhiyallahu anhu berkata : tiga hari sebelum
meninggalnya Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam, aku mendengar beliau
bersabda : “ Janganlah seorang diantara kalian meninggal kecuali dia telah
berbaik sangka kepada Allah “ (H.R. Muslim)
Hai
orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul
menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, ketahuilah bahwa
Sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan Sesungguhnya
kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan. (Q.S. al-Anfal 24)
Dalam implementasi kehidupan kita di kampus, husnudzon menjadi sangat
penting, contohnya dalam kegiatan di bangku kuliah. Jika kita mampu husnudzon
terhadap dosen-dosen, inshaAllah proses menyerap pelajaran akan menjadi lebih
mudah karena tidak terfikir untuk menjelek-jelekkan dosen, membuat dugaan –
dugaan yang tak berdasar, apalagi sampai merendahkan dan menganggap remeh
dosen. Selain itu dalam kegiatan berorganisasi, adakalanya kita harus husnudzon
terhadap pemimpin-pemimpin kita di organisasi, karena sama-sama kita ketahui
kebijakan yang dibuat oleh pemimpin-pemimpin yang soleh tidak akan
menjerumuskan kita ke perbuatan-perbuatan dosa melainkan seharusnya kita dukung
secara penuh, begitu juga bersikap husnuzon terhadap mentor-mentor atau
murobbi-murobbi kita, inshaAllah mereka semua memiliki harapan dan cita-cita
mulia untuk kita semua yang ingin mereka realisasikan.
Wallohua’lam..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar