Minggu, 21 Februari 2016

Zaid bin Tsabit

Zaid bis tsabit termasuk golongan kaum anshar (masyarakat madinah). Sewaktu Rasulullah SAW sampai ke madinah usia zaid bis tsabit masih 11 tahun. Beliau memeluk agama islam bersama-sama dengan keluarganya. Meskipun usianya masih sangat kecil, tetapi beliau merupakan sosok yang luar biasa kesolihan, kecerdasan, dan keberaniannya. Pada satu kesempatan zain bin tsabit pernah dibawa oleh ayahnya menghadap Rasulullah SAW untuk meminta izin agar diikutkan dalam perang badar, namun Rasululah SAW tidak mengizinkan karena usianya yang masih kecil. Tidak menyerah sampai disitu, ketika umat islam sedang bersiap untuk perang uhud, zaid bin tsabit bersama rekan-rekan sebayanya menghadap Rasulullah SAW sambil mengiba agar diikutsertakan dalam barisan pasukan mujahidin untuk berperang diperang uhud. Tetapi Rasulullah masih belum mengizinkan zaid bin tsabit untuk bergabung karena usianya yang belum cukup dewasa dan fisiknya yang masih kecil tetapi Rasulullah berjanji untuk mengikut sertakan zaid bin tsabit diperang umat islam yang selanjutnya. Akhirnya zaid bin tsabit mampu bergabung dengan pasukan mujahidin untuk berperang pada perang khandaq, tahun 5 H.
keimanan zaid tumbuh sangat pesat dan menakjubkan, karena zaid dianugerahkan oleh Allah otak yang sangat cerdas sehingga ia mampu menghafal al-qur’an, menjadi notulen bagi Rasulullah disaat wahyu diturunkan. Ketika rasulullah mulai berekspansi keluar kota madinah, rasulullah mengirimkan surat kepada raja-raja, dan sebelum itu Rasulullah mempercayai zaid untuk belajar bahasa para raja-raja. Dalam waktu yang singkat zaid mampu menguasi bahasa para raja seperti yang diamanahkan oleh Rasulullah SAW. Berkat kerja kerasnya, kesalihannya, kecerdasannya sehingga zaid bin tsabit pernah diamanahkan sebagai ketua dewan peradilan, ketua dewan fatwa, ketua tim pembaca al-qur’an, dan ketua tim pembagi harta warisan. Karenanya ibnu abbas begitu menghormati zaid meskipun zaid lebih muda usianya dibandingan ibnu abbas.
Al-qur’an diturunkan secara berangsur-angsur, selama kurang lebih 21 tahun. Setelah semua ayat alqur’an telah selesai diturunkan, Rasulullah membacakannya kepada kaum muslimin secara tersusun ayat demi ayat, surat demi surat. Setelah Rasulullah wafat, kaum muslimin disibukkan dengan peperangan, sehingga mengakibatkan banyaknya korban jiwa khususnya dari para penghafal al-qur’an. Oleh sebab itu, umar bin khattab berinisiatif menghadap abu bakar as-shiddiq mengusulkan agar al-qur’an dibukukan sebelum semua penghafal qur’an gugur menjadi syuhada. Setelah meminta petunjuk kepada Allah SWT dan berdiskusi dengan para sahabat khalifah Abu bakar As-shiddiq memutuskan untuk mengamanahkan zaid bin tsabit untuk menghimpun Al-qur’an dan dibantu oleh para penghafal al-qur’an lainnya.  Zaid menjalankan amanah dengan ikhlas dan penuh tanggung jawab, semata-mata untuk menjaga izzah dan masa depan agama islam itu sendiri. Ia kumpulkan ayat demi ayat, surat demi surat, lembaran demi lembaran bersama para penghafal lainnya dengan sangat teliti hingga akhirnya seluruh ayat dan surat terkumpul dengan rapih. Zaid mendeskripsikan tugas yang diamanahkan kepadanya seperti berikut. “Demi Allah, seandainya mereka memintaku untuk memindahkan gunung dari tempatnya, itu lebih mudah bagiku daripada menghimpun Al-Qur’an”.
Jasa zaid untuk agama ini sangatlah besar, usianya yang masih muda tidak dijadikan alas an untuk menyia-nyiakan waktu yang ia miliki. Tidak ada kecintaan yang melebihi kecintaannya kepada Allah dan Rasul-Nya. Bisa kita bayangkan berapa banyak pahala yang zaid hasilkan, karena setiap huruf yang dibaca oleh umat muslim maka mengalir kebaikan kepadanya. Subhanallah, alangkah bagaianya menjadi zaid bin tsabit, kisah ini bias kita jadikan ibroh serta motivasi bagai kita semua untuk bersungguh-sungguh dalam belajar, khususnya mempelajari agama islam ini, bersemangat dalam menyambut panggilan jihad, dan mengaplikasikan amalan-amalan yang sudah zaid lakukan, agar aka nada banyak zaid zaid lainnya di seluruh penjuru dunia untuk meninggikan agama islam ini.

Wallohua’lam…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar