Tidak ada yang menyangka jika
‘dia’ yang semula pengembala kambing berpostur kecil dan kurus kering akan
menjadi seseorang yang dekat dengan Kekasih Allah, Muhammad SAW. Kecerdasan dan
kesetiannya mengantarkannya menjadi satu dari sepuluh orang generasi sahabat
yang dijamin menjadi penghuni syurga. Subhanallah..
Namanya adalah
Abdullah bin Mas’ud. Kecintaannya terhadap islam diawali dari pertemuan
Abdullah bin Mas’ud yang tidak disengaja dengan Rasulullah SAW dan Abu Bakar
Ash-sidiq di tanah lapang. Sambil dilanda rasa haus Rasullah SAW yang
didampingi sahabat sejatinya Abu Bakar Ash-sidiq menghampiri Abdullah bin
Mas’ud yang sedang mengembala hewan peliharaan milik majikannya. Rasulullah SAW
dengan kelembutannya menyapa Abdullah bin Mas’ud dan meminta sedikit susu dari
hewan yang digembalakan oleh Abdullah bin Mas’ud untuk menghilangkan dahaga sisa
perjalanan risalah dakwah beliau. Abdullah bin Mas’ud menjawab “maaf hewan
gembala ini bukan milikku melainkan milik majikanku” meskipun Abdullah bis
Mas’ud mengerti bahwasanya majikannya tidak akan mengetahui jika dirinya
memberikan sedikit susu hewan gembalaannya kepada Rasulullah SAW. “ambilkan aku
seekor hewan gembalaan betinamu yang belum pernah berkembang biak (melahirkan
anak)”. Abdullah bin Mas’ud dengan sigap menuruti perintah Rasulullah SAW
meskipun saat itu dia belum mengetahui bahwa Muhammad bin Abdullah adalah nabi
dan rasul terakhir yang diutus Allah SWT. Setelah dibawakannya hewan gembala
milik majikan Abdullah bin Mas’ud kehadapan Rasulullah SAW, Rasulullah SAW
mengusap-usap perut hewan tersebut sambil memanjatkan do’a. Abdullah bin Mas’ud
terkaget-kaget ketika menyaksikan tiba-tiba perut hewan tersebut membesar dan
menghasilkan susu melihat kejadian tersebut Abdullah bin Mas’ud sadar
bahwasanya Muhammad SAW bukanlah orang biasa, beliau adalah Nabi dan Rasul yang
diberi mukjizat oleh Allah dan kejadian tersebut hanyalah mukjizat kecil yang
Abdullah bin Mas’ud saksikan sebelum ia menyaksikan mukjizat-mukjizat besar
lainnya dikemudian hari.
Setelah Abdullah
bin mas’ud memeluk agama islam ia menjadi salah satu sahabat yang sangat luas
wawasan keislamannya hingga khalifah umar bin khattab dan khalifah Ali bin Abi
Thalib mengakuinya. Suaranya yang merdu ketika melantunkan ayat-ayat suci
al-qur’an membuat Rasulullah SAW senang mendengarnya hingga Rasulullah
mengatakan “barang siapa yang ingin mendengar bagaimana al-qur’an saat
diturunkan maka dengarkanlah bacaan Abdullah bin mas’ud, barang siapa yang
ingin membaca al-qur’an seperti saat diturunkan maka bacalah seperti bacaan
Abdullah bin Mas’ud”. Selain itu keistimewaan Abdullah bin Mas’ud adalah beliau
merupakan sahabat Rasulullah SAW yang pertama membacakan ayat-ayat suci
al-qur’an di hadapan pemuka kaum quraisy hingga beliau mendapatkan ‘hadiah’
memar-memar di wajahnya akibat keberaniannya. Selain itu beliau adalah salah
satu sahabat yang paling dekat dengan Rasulullah SAW, sahabat yang dipercaya
oleh Rasulullah SAW untuk mendengarkan keluh kesahnya selama berdakwah dan
salah satu sahabat yang diizinkan bertamu ke rumah Rasulullah SAW disaat
sahabat-sahabt yang lain tidak diizinkan. Beliau juga salah satu sahabat yang
selalu hadir di garda terdepan untuk mengibarkan panji-panji Allah bersam
Rasulullah SAW di medan perang. Tidak hanya keberanian dan kesetiannya saja
yang patut diacungi jempol tetapi sifat zuhudnya juga bias diteladani. Ketika
beliau menjadi salah satu pejabat di zaman kepemimpinan Usman bin Affan beliau
sempat tidak menerima gaji meskipun gaji tersebut adalah haknya tetapi hal
tersebut tidak mengurangi sedikitpun ketaatannya terhadap perintah Khalifah
Usman bin Affan dan dia selalu membela Usman bin Affan di hadapan
kelompok-kelompok yang ingin melakukan pemberontakan di zaman kekhalifahan
Usman bin Affan.
Sahabat.. Meskipun
sekarang kita hidup di zaman yang berbeda, di zaman yang serba modern
seharusnya kita bukan terlena dengan segala kemudahan yang bias kita dapatkan
sehingga kita lalai terhadap perintah-perintah Allah dan sunnah-sunnah
Rasulullah SAW melainkan segala kemudahan yang kita dapatkan saat ini bias
mengantarkan kita untuk lebih dekat lagi dengan Zat yang Maha Besar, lebih
rajin lagi melaksanakan sunnah-sunnah Rasul seperti yang sahabat-sahabat
Rasulullah SAW lakukan. Selain itu kisah Abdullah bin Mas’ud di atas juga
seharusnya bias kita jadikan ibroh (pembelajaran) dan bias kita teladani agar
kita bias berkumpul bersama-sama di dalam Jannah-Nya kelak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar