Selasa, 17 November 2015

Abdullah bin Masud

Tidak ada yang menyangka jika ‘dia’ yang semula pengembala kambing berpostur kecil dan kurus kering akan menjadi seseorang yang dekat dengan Kekasih Allah, Muhammad SAW. Kecerdasan dan kesetiannya mengantarkannya menjadi satu dari sepuluh orang generasi sahabat yang dijamin menjadi penghuni syurga. Subhanallah..
Namanya adalah Abdullah bin Mas’ud. Kecintaannya terhadap islam diawali dari pertemuan Abdullah bin Mas’ud yang tidak disengaja dengan Rasulullah SAW dan Abu Bakar Ash-sidiq di tanah lapang. Sambil dilanda rasa haus Rasullah SAW yang didampingi sahabat sejatinya Abu Bakar Ash-sidiq menghampiri Abdullah bin Mas’ud yang sedang mengembala hewan peliharaan milik majikannya. Rasulullah SAW dengan kelembutannya menyapa Abdullah bin Mas’ud dan meminta sedikit susu dari hewan yang digembalakan oleh Abdullah bin Mas’ud untuk menghilangkan dahaga sisa perjalanan risalah dakwah beliau. Abdullah bin Mas’ud menjawab “maaf hewan gembala ini bukan milikku melainkan milik majikanku” meskipun Abdullah bis Mas’ud mengerti bahwasanya majikannya tidak akan mengetahui jika dirinya memberikan sedikit susu hewan gembalaannya kepada Rasulullah SAW. “ambilkan aku seekor hewan gembalaan betinamu yang belum pernah berkembang biak (melahirkan anak)”. Abdullah bin Mas’ud dengan sigap menuruti perintah Rasulullah SAW meskipun saat itu dia belum mengetahui bahwa Muhammad bin Abdullah adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus Allah SWT. Setelah dibawakannya hewan gembala milik majikan Abdullah bin Mas’ud kehadapan Rasulullah SAW, Rasulullah SAW mengusap-usap perut hewan tersebut sambil memanjatkan do’a. Abdullah bin Mas’ud terkaget-kaget ketika menyaksikan tiba-tiba perut hewan tersebut membesar dan menghasilkan susu melihat kejadian tersebut Abdullah bin Mas’ud sadar bahwasanya Muhammad SAW bukanlah orang biasa, beliau adalah Nabi dan Rasul yang diberi mukjizat oleh Allah dan kejadian tersebut hanyalah mukjizat kecil yang Abdullah bin Mas’ud saksikan sebelum ia menyaksikan mukjizat-mukjizat besar lainnya dikemudian hari.
Setelah Abdullah bin mas’ud memeluk agama islam ia menjadi salah satu sahabat yang sangat luas wawasan keislamannya hingga khalifah umar bin khattab dan khalifah Ali bin Abi Thalib mengakuinya. Suaranya yang merdu ketika melantunkan ayat-ayat suci al-qur’an membuat Rasulullah SAW senang mendengarnya hingga Rasulullah mengatakan “barang siapa yang ingin mendengar bagaimana al-qur’an saat diturunkan maka dengarkanlah bacaan Abdullah bin mas’ud, barang siapa yang ingin membaca al-qur’an seperti saat diturunkan maka bacalah seperti bacaan Abdullah bin Mas’ud”. Selain itu keistimewaan Abdullah bin Mas’ud adalah beliau merupakan sahabat Rasulullah SAW yang pertama membacakan ayat-ayat suci al-qur’an di hadapan pemuka kaum quraisy hingga beliau mendapatkan ‘hadiah’ memar-memar di wajahnya akibat keberaniannya. Selain itu beliau adalah salah satu sahabat yang paling dekat dengan Rasulullah SAW, sahabat yang dipercaya oleh Rasulullah SAW untuk mendengarkan keluh kesahnya selama berdakwah dan salah satu sahabat yang diizinkan bertamu ke rumah Rasulullah SAW disaat sahabat-sahabt yang lain tidak diizinkan. Beliau juga salah satu sahabat yang selalu hadir di garda terdepan untuk mengibarkan panji-panji Allah bersam Rasulullah SAW di medan perang. Tidak hanya keberanian dan kesetiannya saja yang patut diacungi jempol tetapi sifat zuhudnya juga bias diteladani. Ketika beliau menjadi salah satu pejabat di zaman kepemimpinan Usman bin Affan beliau sempat tidak menerima gaji meskipun gaji tersebut adalah haknya tetapi hal tersebut tidak mengurangi sedikitpun ketaatannya terhadap perintah Khalifah Usman bin Affan dan dia selalu membela Usman bin Affan di hadapan kelompok-kelompok yang ingin melakukan pemberontakan di zaman kekhalifahan Usman bin Affan.

Sahabat.. Meskipun sekarang kita hidup di zaman yang berbeda, di zaman yang serba modern seharusnya kita bukan terlena dengan segala kemudahan yang bias kita dapatkan sehingga kita lalai terhadap perintah-perintah Allah dan sunnah-sunnah Rasulullah SAW melainkan segala kemudahan yang kita dapatkan saat ini bias mengantarkan kita untuk lebih dekat lagi dengan Zat yang Maha Besar, lebih rajin lagi melaksanakan sunnah-sunnah Rasul seperti yang sahabat-sahabat Rasulullah SAW lakukan. Selain itu kisah Abdullah bin Mas’ud di atas juga seharusnya bias kita jadikan ibroh (pembelajaran) dan bias kita teladani agar kita bias berkumpul bersama-sama di dalam Jannah-Nya kelak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar