Kamis, 01 Desember 2016

Jalan berliku (1)

sudah sebulan toga aku tanggalkan, tetapi pekerjaan masih belum menjadi bagian dari skenario rizkiku. Sunter, bandung, jogja, menteng, tangerang sudah ku jelajahi dalam rangka menjemput skenario rizkiku, tapi apa daya jika belum ditakdirku maka hingga bumi berbentuk love pun rasanya masih tetap tidak akan menjadi milikku. Ada sedikit perasaan cemas yang singgah di hati, tetapi aku masih berusaha menghibur diri dengan gadgetku, atau dengan berbicara apa saja dengan nenek ku atau bahkan sekedar membaca buku tentang pranikah sebagai bekal untuk kehidupan berkeluarga kelak tetapi itu semua masih belum mampu mengusir rasa cemas di hatiku, pertanyaan "bagaimana jika aku terus2an menganggur?apa kata orang?bagaimana aku bisa mendapatkan penghasilan?" Kecemasanku semakin menjadi-jadi. Aku ingin sedikit bercerita, lowongan pekerjaan yang tersedia selalu ada setiap harinya, perusahaan2 akan silih berganti membuka kesempatan bagi siapapun yg memenuhi kompetensinya, tetapi kenapa masih banyak pengangguran seperti saya?nah ini menunjukkan bahwa mencari pekerjaan tidak sulit yang sulit hanyalah mendapatkannya. Bukan karena tidak mampu, tetapi karena tidak cocok. mungkin disini letak kesalahan sistem pendidikan kita, kampus belum mampu menyiapkan sarjana yang siap memenuhi kebutuhan perusahaan. Singkat cerita, perlahan-lahan satu persatu orang2 terdekat membujuk saya untuk ikut andil dalam berkontribusi membangun peradaban umat, melaluo pendidikan. Ini hal yang sangat baru bagi saya, saya tidak pernah mempelajari ilmu tentang pendidikan sama sekali di kampus. Tetapi hati kecil saya ingin sekali untuk ikut berperan, meskipun secara kompetensi sayan yakin saya masih belum mampu. Dan jika  brrhitung2 sederhana tawarannya sangat tidak menggiurkan dibandingkan tawaran kerja di industri yang saat itu sudah datang 2 kali melalui email dan meminta saya untuk melakukan pertemuan dengan bagian personalia di head office, jika diukur dari segi materi dilihat dari ujung kutub pun sangat berbeda jauh hanya saja hati kecil saya terus berbisik bahwa hidup ga melulu soal duit.

Selasa, 18 Oktober 2016

Menerima karena Cinta

Pagi ini biasanya aku masih terbaring di ranjang setelah selesai melaksanakan solat subuh, tetapi karena ada suatu hal yang menyebabkan ibunda tidak sempat masak untuk sarapan pagi kami. Terpaksalah aku berangkat memburu nasi uduk untuk mengisi menu sarapan pagi. Warung masih sepi, aku pelanggan kedua yang memesan nasi uduk dengan lauk 'bala-bala' sebagai pelengkap. Tidak ada yang istimewa, warung sederhana yang sempit hanya ada beberapa bangku plastik yang menjadi penghias warung itu. Hingga datang pelanggan lainnya, suami istri. Tidak ada yang istimewa dengan pasangan ini, tetapi perhatian saya tiba-tiba teralihkan ke sang istri yang memesa nasi uduk dengan tupperware ungunya yang sudah siap untuk diisi. Sang istri hanya menunjuk-nunjuk serta mengangguk-ngangguk untuk memilih menu nasi uduk yang akan mengisi tupperware ungunya. Saya masih sedikit heran, kenapa sang istri tidak langsung memesan dengan berbicara langsung saja ke penjual toh itu jauh lebih  mudah dimengerti. Hingga akhirnya aku menyadari, ternyata sang istri bisu setelah suaminya mengajak diskusi dengan menggunakan bahasa isyarat. Saya kagert, kaget karena sang suami yang secara fisik normal, gagah, lumayan tampan tapi bersedia menerima wanita yang bisu untuk menjadi pendamping hidupnya. Detik itu juga hatiku ngilu, mencoba mengambil hikmah dari peristiwa yang baru saja aku saksikan. Aku mencoba mencari arti kata cinta, karena hari ini kata cinta diobral begitu murah sehingga tak heran begitu banyak wanita yang air matanya kering sia-sia karena ditipu dengan iming-iming cinta. Meskipun aku belum merasakannya karena belum menikah, tapi aku mencoba mengambil hikmah dan menginterpretasikan makna cinta dari sudut pandang pribadi. Cinta bukanlah usaha mendominasi karena kelebihan yang dimiliki, tetapi cinta adalah usaha untuk menerima kekurangan memberi dengan kelebihan dan bertahan dengan keikhlasan. Jika kita hanya memaksakan kelebihan kita untuk dimiliki oleh pasangan kita kelak, rasanya akan jauh lebih sulit dibandingkan dengan menerima kekurangan pasangan kita dan menyempurnakannya dengan kelebihan yang kita miliki. Saya ingin menutup tulisan ini dengan hikmah
Cinta janganlah kau jual dengan harga murah
Cinta bukan baju lebarang yang bisa diobral
Cinta adalah suci
Cinta sesama mendekati sempurna
Jika belum ikhlas maka belum cinta
Jika belum menerima maka belum cinta
Jika belum memberi maka belum cinta
Janganlah mencintai jika belum siap menikahi :D

Rabu, 28 September 2016

apakah kelulusan ini akan membuat aku menjadi beban negara atau menjadi kontributor untuk kemajuan negara?

Rasanya baru kemarin aku sampai di kota pahlawan ini, hadir di antara ribuan calon mahasiswa baru di gedung BAAK samping gedung Rektorat milik kampus berperingkat empat nasional. Didampingi Ibu dan Ayahanda tercinta, melepas putranya yang akan menjalankan studi sarjananya di kota yang jaraknya 825km dari rumah. Anak yang sejak TK sampai SMA selalu berada di dekat rumah, yang hanya bertahan satu minggu ketika dititipkan di pondok yang ada di Sukabumi. Tetapi apadaya, besi sudah terlanjur menjadi baja dan tidak mungkin akan kembali menjadi Bijih besi kembali. Studi di kota pahlawan merupakan pilihan pribadi, yang sudah aku ikrarkan sejak duduk di bangku kelas 2 SMA, dan Alhamdulillah Allah memberikan jalan dan kemudahan dengan segala Kuasa-Nya. Niat sudah terlanjur bulat, tekad sudah terperosok dalam di dalam hati, hati pun sudah ikhlas untuk pertama kalinya berusaha survive tanpa keluarga. Masih teringat betul jika kedua orang tua hanya menemaniku selama satu hari dan esoknya pun kembali pulang meninggalkan di sudut kamar sempit hanya beralas karpet karet dan kasur lampung yang akan membuat rusukkuu sakit ketika berjuang melawan dinginnya malam.
Time flies so fast, begitu kalau kata anak zaman sekarang. Waktu memang bergulir begitu cepat, disinilah awal mula diriku ditempa, didera, disiksa, dan dipaksa tentunya untuk menjadi pemuda yang dewasa, mandiri, matang, dan berpengalaman. Masa-masa awal perkuliahan terasa begitu lama dan sulit, adaptasi dari metode belajar ketika SMA dan kuliah membutuhkan waktu karena keduanya sangat berbeda. Belum lagi kegiatan mahasiswa baru yang sangat padat, layaknya anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang setiap harinya rapat, kami pun sebagai mahasiswa baru begitu. Hampir setiap sore hingga larut malam kami rapat, dimana agenda rapat kadang terasa tidak penting tapi sungguh rapat itu membuat kami mahasiswa baru menjadi saling kenal satu sama lain, sehingga kami sampai hapal nama lengkap, nomer induk mahasiswa, dan asal daerah. Bahkan terkadang, hari libur kamipun dirampas untuk kegiatan-kegiatan mahasiswa baru yang sangat padat. Every day is Monday, begitulah kira2 gambaran aktivitas kami ketika tingkat satu masa studi.

Begitu banyak kenangan, pengalaman, dan pembelajaran yang aku lalui selama masa studi, tanpa terasa empat tahun sudah aku menjalani masa studi di kampus tercinta dengan begitu banyak cerita pahit dan manis yang menjadi penyedap di sela-selanya. Hari ini, resmi sudah aku menyandang gelar ST (Sarjana Teknik), meskipun tidak mendapatkan IPK yang sempurna tetapi hari ini aku sangat bahagia, bukan bahagia karena sudah menyelesaikan masa studi melainkan hari ini aku diantar kembali oleh kedua orang tuaku tetapi kali ini bukan untuk mendaftar ulang sebagai mahasiswa baru melainkan untuk pamit di hadapan rektor dan para guru besar. Pamit untuk mengucapkan terimakasih yang sangat dalam karena baktinya untuk ikhlas mendidik dan mendewasakan pola fikirku. Wisuda bukan menjadi akhir tetapi yang aku rasakan wisuda merupakan babak baru dari kehidupan yang sebenarnya dimana ketika di kampus aku hanya bersaing dengan 100-1000 orang tetapi di dunia karier aku harus bersaing dengan ribuan bahkan jutaan orang yang membutuhkan pekerjaan yang di negeri ini sangat sulit didapatkan. Hari ini akan timbul pertanyaan, apakah kelulusan ini akan membuat aku menjadi beban negara atau menjadi kontributor untuk kemajuan negara? Welcome to the real life!

Selasa, 13 September 2016

Meneladani Keluarga Nabi Ibrahim A.S

Tulisan di bawah ini merupakan ringkasan dari khotbah shalat Idul Adha KH. Abdul Hasib Hasan, Lc di Pesantren Terpadu Darul Qur'an Mulia (DQM) 1437H.

Di zaman yang saat ini sedang mengalami krisis multidimensi, ketika degradasi moral terjadi di semua kalangan. Ayah yang lupa dengan peran dan tanggung jawabnya sebagai pemimpin rumah tangga, Ibu yang hanya sibuk menghabiskan uang ke pasar untuk berbelanja, dan anak remaja yang sibuk dengan permainan yang melalaikan tanggung jawabnya maka kita membutuhkan tiga sosok manusia yang mewakili semua pemeran dalam suatu keluarga, yaitu sosok Nabi Ibrahim A.S, Siti Hajar, dan Ismail A.S. 
Mengapa Nabi Ibrahim A.S?karena Nabi Ibrahim merupakan kekasih Allah yang diberi gelar sebagai pemimpin umat manusia karena ketaatan dan kesungguhannya dalam menyelesaikan perintah Allah SWT dengan sempurna.
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim AS diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku". Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang yang zalim".(QS:2:124). Ada beberapa poin yang bisa kita jadikan ibroh dari sifat dan karakter dari Nabi Ibrahim A.S, diantaranya adalah:
  • Hanif
Nabi Ibrahim A.S adalah seorang hamba yang hanif, hanif disini bermakna berkomitmen untuk membela dan memperjuangkan kebenaran sehingga kita tidak akan memposisikan diri kita untuk membenarkan apalagi memperjuangkan kezaliman. hal ini dibuktikan ketika beliau memiliki keberanian di usia yang masih muda untuk menumpas segala bentuk kemusyrikan yang terjadi, dengan menghancurkan berhala-berhala yang dijadikan sesembahan meskipun beliau mengetahui resiko dan konsekuensinya, tetapi komitmen Nabi IbrahimA.S sudah jelas untuk membela dan memperjuangkan kebenaran.
  • Syukur
Bersyukur terhadap apa yang Allah berikan kepada kita akan membuat hati kita menjadi lapang, tidak ambisius sehingga kita tidak berambisi untuk menjadikan dunia sebagai orientasi hidup kita. 
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mema’lumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni’mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni’mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS:14:7). Sesungghunya yang membuat hidup kita terasa sempit bukan nominal gaji yang kita peroleh, tetapi rasa syukur yang tidak pernah bertambah setiap harinya atas nikmat yang telah Allah karuniakan.
  • Yakin
Di usia yang sudah tua, Nabi Ibrahim A.S tidak pernah berhenti dan putus asa untuk berdoa kepada Allah agar diberikan keturunan meskipun secara biologis sudah tidak mungkin tetapi Nabi Ibrahim A.S tetap yakin dan terus berdoa setiap harinya agar dikaruniakan keturunan yang soleh. Dan pada akhirnya Allah memberikan keturunan yang soleh kepadanya.
Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh. Maka Kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. (QS:37:100-101)
Manusia itu penuh dengan keterbatasan, Allah lah yang akan memudahkan dan memberikan jalan maka berdoalah, berdoalah, dan terus berdoalah kepadaNya. 
  • Bersegera terhadap Perintah Allah
Nabi Ibrahim A.S selalu bersegera terhadap perintah Allah, yaitu ketika Nabi Ibrahim diperintahkan untuk membawa anaknya yang sangat ia cintai (Ismail A.S) menuju ke makkah bersama dengan ibunya (Siti Hajar). Kala itu makkah adalah negeri yang sangat tandus, sehingga sangat sulit untuk bertahan hidup di sana ditambah perbekalan yang dibawa hanyalah sedikit. Tetapi karena ini adalah perintah Allah, meskipun ia sangat mencintai anak dan istrinya tetapi karena ini adalah perintah Allah maka ia harus tetap menjalankannya.
Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur”. (QS:14:37)
ketika keluarga kecil Nabi ibrahim tiba di makkah, terjadi dialog yang sangat istimewa yang bisa dijadikan prinsip hidup bagi kaum wanita khususnya. ketika Nabi Ibrahim sudah melangkahkan kakinya meninggalkan istri dan anak yang sangat ia cintai, siti hajar bertanya kepadanya. "Apakah yang kamu lakukan ini adalah perintah Allah?". Sebagai wanita sangatlah wajar merasa keberatan jika ditinggal suaminya di tengah negeri yang tandus, tanpa adanya perbekalan yang cukup. Nabi ibrahim pun menjawab tanpa menoleh ke istrinya "ya, ini adalah perintah Allah". Disini kita akan menemukan kecerdasan dan ketaqwaan yang sangat luar biasa dari siti Hajar. "Jika demikian, maka Allah tidak akan menyia-nyiakan dan menelantarkan kami". Seharusnya beginilah calon-calon ibu yang ingin melahirkan anak-anak yang solih, ia akan sangat yakin bahwa Allah akan selalu menjaga dan mencukupkan rizkinya jika ia sungguh-sungguh menjalankan perintah Allah.
Ujian untuk Ibrahim A.S pun masih belum usai, setelah ia harus meninggalkan putera dan istrinya di negeri yang tandus. Nabi Ibrahim mendapatkan wahyu melalui mimpinya untuk menyembelih puteranya (Nabi Ismail A.S) yang disaat itu usia ismail masih sangat muda. 
“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata, ‘Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu?’ Ia menjawab, ‘Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.’' (QS:37:102)
Hanya anak yang terlahir dari rahim ibu yang sangat cerdas dan solehah yang bisa menjawab seperti jawaban nabi Ismail A.S. Bagaimana bisa seorang anak remaja yang sejak kecil ditinggal oleh ayahnya di negeri yang tandus, ketika bertemu dengan ayahnya, ayahnya berkata akan menyembelihnya. Inilah pembelajaran yang sangat luar biasa, cara mendidik yang dilakukan oleh siti hajar seharusnya kita jadikan pedoman untuk mendidik putera dan puteri kita agar bisa tumbuh menjadi anak yang soleh dan solehah sehingga bisa dengan ikhlas dan patuh untuk menjalankan perintah Allah.

semoga kita bisa meneladani kisah keluarga kecil Nabi Ibrahim A.S. Semangat berqurban bukanlah semangat yang sifatnya eventual melainkan semangat yang seharusnya ada di setiap hari-hari kita. Semangat untuk mempersiapkan investasi akhirat, bukan semangat untuk menghabiskan uang di mall, di pasar, dan lain-lain. Semangat berqurban juga tidak ada batasan usia, siapa saja boleh melakukannya. Tua ataupun muda seharusnya terbiasa berqurban dengan tenaganya, rizkinya, hartanya di jalan Allah. Bukan masalah kuantitasnya, tetapi kesungguh-sungguhan untuk mengorbankannya di tengah keterbasan masing-masing.

Al-Hakim telah meriwayatkan dalam Mustadraknya (no. 2421) dari hadits Basyir bin al-Khashashiyyah Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: Aku pernah mendatangi Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam untu berbai'at masuk Islam. Maka beliau mensyaratkan kepadaku:

"Engkau bersaksi  tiada tuhan (yang berhak disembah) selain Allah dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, engkau shalat lima waktu, berpuasa Ramadhan, mengeluarkan zakat, berhaji ke Baitullah, dan berjihad di jalan Allah."
Dia melanjutkan, "Aku berkata: 'Wahai Rasulullah, ada dua yang aku tidak mampu; Yaitu zakat karena aku tidak memiliki sesuatu kecuali sepuluh dzaud (sepuluh ekor unta) yang merupakan titipan dan kendaraan bagi keluargaku. Sedangkan jihad, orang-orang yakin bahwa yang lari (ketika perang) maka akan mendapat kemurkaan dari Allah, sedangkan aku takut jika ikut perang lalu aku takut mati dan ingin (menyelamatkan) diriku."
Kemudian Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menggenggam tangannya lalu menggerak-gerakkannya. Lalu bersabda,

"Tidak shadaqah dan tidak jihad? Dengan apa engkau masuk surga?"
Basyir berkata, "Lalu aku berkata kepada Rasulullah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, aku berbaiat kepadamu, maka baitlah aku atas semua itu." (Imam al-Hakim berkata: Hadits shahih. Al-Dzahabi menyepakatinya)
 
Sesungghunya jika ada kesalahan maka itu adalah kelalaian dari penulis semata, semoga Allah mengampuni kita semua.


Senin, 25 Juli 2016

Sahabat Sampai Syurga


sebagai makhluk sosial sudah tentu manusia membutuhkan kehadiran orang lain untuk menemaninya, begitu pula yang Nabi Muhammad SAW contohkan kepada kita. Beliau memilih Abu Bakar As-Shidiq sebagai sahabat sejatinya. Dua insan manusia ini seharusnya kita jadikan contoh dalam kehidupan sehari-hari kita, dalam memilih teman sejati, dalam bergaul, karena dua insan manusia terbaik ini berteman bukan sembarang berteman melainkan bersahabat sampai syurga. seperti apa sih sahabat sampai syurga?
sahabat sampai syurga adalah
jika engkau bersamanya, maka engkau merasa semakin dekat dengan Allah
jika engkau melangkah bersamanya, maka langkahmu ringat untuk melangkah ke rumah-rumah Allah
jika engkau berbicara dengannya, maka lisanmu terasa ringan untuk bertasbih, bertahmid, dan bertakbir
jika engkau bepergian bersamanya, maka imanmu seperti batre yang tercharger senantiasa bertambah
berteman bukan sembarang berteman karena Rasulullah SAW sudah memberikan petunjuk melalui sabdanya.
Seorang mukmin merupakan cerminan saudaranya yang mukmin.” (HR. Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad, no. 239; Abu Dawud, no.4918 [Ash-Shahihah, no. 926])
jika teman atau sahabat kita orang yang solih, inshaAllah kita juga akan termotivasi untuk menjadi orang yang solih pula. Jika teman atau sahabat kita orang yang rajin, inshaAllah kitapun akan ketularan rajin. Jika teman kita orang yang berwawasan luas, inshaAllah bersamanya wawasan kita akan terus bertambah.
Karena hakikatnya manusia akan terwarnai, dengan siapa ia menghabiskan hari-harinya maka akan seperti itulah sifat dan karakternya. Ada juga loh sumbernya:
Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)
kebayang dong perumpamaan yang Rasulullah SAW sampaikan, pada dasarnya bukan berarti kita gak mau bergaul dengan semua orang tetapi tepatnya kita harus MEMILIH ya benar memilih, karena teman bisa mempengaruhi sifat dan karakter kita, masa depan kita, akhlak kita, cara berfikir kita, dan masih banyak lagi. Pasti kita semua berfikir, seharusnya kita bisa dong mengajak teman kita yang belum baik untuk 'hijrah' jadi lebih baik?ya tentu bisa dong, tapi sebelum itu sudahkan diri kita menjadi baik?dan sanggupkah kita bertahan dengan komitmen kita seorang diri?seandainya kita sudah berusaha menjadi lebih baik dan mencari teman yang baik pula untuk menjaga, mengingatkan, dan mendoakan kita otomatis usaha kita untuk mengajak teman-teman yang lain menjadi lebih baik lagi jauh lebih mudahkan?
guys, kita gak perlu takut atau khawatir dibilang gak gaul, gak asik, gak kekinian, cuma karena cara berpenampilan kita, berbicara kita, bergaul kita, dan lain sebagainya. kita gak perlu sibuk mikirin apa kata orang lain, lebih baik kita sibuk mikirin bagaimana nanti kita menghadap Allah SWT?bagaimana kita membahagiakan kedua orang tua?dan yang jelas bagaimana kita bangga menjadi seorang MUSLIM?ya saya bangga menjadi seorang MUSLIM!

Rabu, 06 April 2016

Sungguh Aku Rindu

Jadwal kuliah yang melelahkan ditambah dengan jadwal syuro (rapat) yang tidak sekali dua kali cukup menyita banyak tenaga dan merenggut waktu luang muda-mudi seperti kami. Sekumpulan mahasiswa semester pertengahan yang berangkat dari latar belakang berbeda, asal yang berbeda, dimana sebelumnya kami tidak pernah mengenal satu sama lain. Aktifitas itulah yang melengkapi kehidupan kampus kami di waktu terang. Kedekatan kami bermula karena kebetulan kami semua berada di jurusan yang sama di universitas yang sama dan pada angkatan yang sama. Hebatnya lagi kami dikumpulkan di kelompok yang sama, kelompok dimana kami mulai merangkai mimpi dan cita-cita, kelompok dimana kami sering sekali dimotivasi, diceramahi, atau bahkan sekedar diajari cara mengaji. Kelompok itu adalah kelompok mentoring untuk mahasiswa baru sebagai sarana untuk mentarbiyyah kami semua agar menjadi insan yang lebih baik lagi sehingga menjadi generasi rabbani bukanlah hal yang mustahil. Alhamdulillah kegiatan tarbiyyah kami dengan sarana mentoring ini terus berlanjut hingga sekarang (semester akhir), meskipun murobbi (mentor) kami kerap berganti mulai dari kaka tingkat yang harus digantikan karena beliau harus melanjutkan studi ke luar negeri, dosen walau kadang ditransfer ke dosen lain karena kesibukan dosen yang luar biasa sibuk. Tempat kami pun silih berganti, masjid, rumah makan, rumah dosen, bahkan sampai harus ke luar kota. Banyak sekali kisah yang terjadi selama kami mengistiqomahkan kegiatan tarbiyyah kami, kisah bahagia, kisah haru, kisah heroik, atau bahkan kisah romatis yang dibingkai dalam ikatan ukhuwah islamiyah yang menancap di dalam sanubari hati kami. Mungkin curahan hati saya di bawah ini akan menggambarkan suasana kegiatan tarbiyyah kami.
Aku rindu.
Aku rindu ketika kita menunggu sms atau kabar berita, berita majelis "ta'lim kita"
Aku rindu
Aku rindu ketika kita menembus gelap malam menuju rumah murobbi kita
meskipun lelah, meskipun hujan, meskipun ngantuk atau bahkan meskipun perut meronta akibat kelaparan
Aku rindu
Aku rindu ketika sahabat dan murobbiku mengoreksi tilawahku
Aku rindu
Aku rindu ketika sahabatku mendengarkan setoran hafalan qur'anku
Aku rindu
Aku rindu ketika taujih murobbiku menyentuh qalbuku, mengingatkan kehinaan ku atas dosa-dosa ku
Aku rindu
Aku rindu ketika sahabat ku membangunkanku ketika aku sangat ngantuk dalam lingkaran halaqohku
Aku rindu
Aku rindu ketika doa robitoh membuat kita merasa sangat dekat
Aku rindu
Aku rindu ketika kita bisa berkumpul dalam lingkaran kecil yang mengingatkan kita akan indahnya syurga dan betapa mengerikannya neraka

Sesungguhnya tidak ada kerinduan yang lebih indah selain kerinduan yang dilandasi dengan keimanan
Sesungguhnya tidak ada ikatan persaudaraan yang lebih erat tanpa dilandasi dengan cinta dan taqwa
Sesungguhnya tidak ada persahabatan yang lebih abadi tanpa ada seruan kebaikan di dalamnya
Sesungguhnya hanya do'a yang dapat menembus dimensi dan ruang yang berbeda.



Kamis, 31 Maret 2016

Go Hijrah!

Bismillahirrohmanirrohim..
'hijrah' menurut saya pribadi adalah suatu proses yang sangat panjang untuk memperbaiki diri semata-mata hanya unutk mendapatkan cinta dan ridha-Nya. proses yang menurut saya sangat sulit dilakukan oleh muda-mudi khususnya, bukan hanya sulit untuk memulainya tetapi unutk tetap bertahan on the track. bayangkan saja, begitu gemerlapnya kehidupan masa muda, banyak godaan, banyak kemudahan, banyak yang membuat nymana tetapi semua itu juga berujung pada banyaknya efek dosa yang bisa kita dapatkan, tetapi tidak ada yang tidak mungkin jika Allah sudah berkehendak, dan hidayah itu datangnya ga bisa diduga, ga ngasih notification apapun tetapi atas izin Allah hidayah akan mengetuk pintu hati hambaNya melalui perantara yang tidak diduga-duga. 
Pada dasarnya setiap muslim memiliki kecenderungan untuk berhijrah, karena suatu perbuatan dosa pasti akan menimbulkan gejolak internal di dalam hati kita, hanya saja memang kebanyakan perbuatan dosa itu memudahkan dan membuat kita nyaman. kebayang dong gimana sulitnya menjadi seorang hamba yang 'lurus' di zaman sekarang?gak heran jika Allah memberikan balasan yang begitu besar untuk hamba-hambanya yang bertakwa alias yang hidupnya "lurus".
Langsung aja nih, kita akan coba belajar tips and tricks berdasarkan pengalaman pribadi, meskipun saya sendiri masih sangat sedikit ilmunya dan masih belajar tetapi ga ada salahnya dong kalau kita mau sharing-sharing pengalaman?Tips hijrah yang pertama buat kita semua anak muda yang masih mencari jati diri, atau masih labil, atau masih belum menjadi muslim yang baik plus progresif plus produktif dan lain sebagainya adalah niatkan dalam diri kita untuk berusaha menjadi seorang hamba Allah yang lebih baik dan lebih soleh lagi. sama-sama kita tau, kekuatan niat itu luar biasa dan niat merupakan langkah yang paling utama bagi kita untuk melakukan apapun dan di dalam niatlah terdapat kekuatan yang sangat besar. Nah niat juga jangan sembaran niat, artinya niatkan "hijrah" mita semata-meata untuk mendapatkan cinta dan ridha Allah SWT semata, bukan untuk seseorang yang kita kagumi, bukan untuk mendapatkan warisan orang tua, atau bahkan bukan untuk dapat perhatian calon mertua. Niatkanlah diri kita untuk "berhijrah" karena Allah dan untuk Allah. Setelah niat sudah benar, hal yang selanjutnya adalah memohon ampun atas segala kesalahan dan kekhilafan kita selama ini atau lebih simplenya lagi adalah bertaubat. Ini adalah saat yang paling asik dan sulit. kenapa?menjadi sangat asik karena kita bisa menyesali kesalahan dan kekhilafan kita, dan itu adalah nikmat yang sangat luar biasa. Bayangkan berapa banyak orang-orang yang masih terlena dengan perbuatan-perbuatan dosa mereka? dan mengapa menjadi yang paling sulit?karena kita harus komitmen untuk tidak mengulangi kesalahan dan kekhilafan kita lagi, bukankah hal itu sangat sulit?tapi tenang jika kita sudah niat dan senantiasa memohon pertolongan dari Allah serta melakukan beberapa tips di selanjutnya inshaAllah kita bisa (atas izin Allah). Oke tips and tricks yang ke-tiga adalah menambah wawasan keislaman secara kontinyu. Zaman sekarang, belajar itu sangat mudah,banyak sekali medianya. Bisa lewat buku, hadir di kajian-kajian, bisa dari youtube, dan lain-lain. sempatkanlah membaca buku setiap harinya walaupun hanya sebentar, hadir di majelis-majelis ilmu walaupun tidak sering, streaming kajian di youtube kan juga sekarang gampang banget guys. Karena dengan menambah wawasan keislaman kita akan semakin semangat untuk "berhijrah" karena kita akan lebih banyak tau lagi keutamaan "berhijrah". Kita juga akan semakin paham apa saja yang dilarang dan apa saja yang diperbolehkan, dan lain sebagainya. tips selanjutnya adalah menyibukkan diri dengan hal-hal yang positif. Ini sangat penting, sebisa mungkin manfaatkan waktu luang kita untuk melakukan sesuatu yang produktif dan positif karena kalau kita nganggur godaan syaitan dalam bentuk apapun itu sangat sulit dibendung. Bukan menjadi sok sibuk, tetapi mencoba memanfaatkan waktu yang ada untuk kegiatan-kegiatan positif dan produktif. Dan yang terakhir adalah berkumpul lah dengan orang-orang yang saleh. Zaman sekarang, komunikasi gak harus ketemu. Kita bisa berkumpul dengan orang-orang lewat group fb, line, whatsapp, bbm dan lain-lain. Tujuan dari berkumpul dengan orang-orang saleh adalah agar kita bisa saling mengingatkan satu sama lain dalam hal kebaikan selain itu juga bisa menjadi motivasi bagi kita untuk terus memperbaiki diri menjadi muslim yang lebih baik lagi.
Masa muda memang masa yang sangat menggiurkan, masa untuk bersenang-senang, tertawa dengan teman sebaya, menikmati perkembangan zaman, tetapi ingatlah pemuda yang sudah mengukir sejarah tidak menghabiskan masa mudanya untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Ir. Soekarno di masa mudanya sudah menemani mentornya hoes cokroaminoto untuk keliling Indonesia membangun gerakan-gerakan pejuang kemerdekaan. Muhammad Al-fatih di masa mudanya dihabiskan untuk berlatih perang, menuntut ilmu, memimpin gerakan solat berjamaah dan membangun peradaban islam. Ali bin Abi Thalib r.a di masa mudanya sudah menjadi rujukan para sahabat karena wawasan keilmuannya yang luar biasa luasnya. Sesungguhnya hidup memang sebuah pilihan, tapi ingatlah bahagia di dunia dan akhirat juga merupakan sebuah pilihan. sekarang, buatlah pilihan yang tepat sesegera mungkin, karena usia kita tidak ada yang bisa menjamin guys!

Senin, 14 Maret 2016

Introduction of Welding (Pengelasan)

Pengelasan adalah proses penyambungan dua logam dengan memanfaatkan panas baik temperatur  pemanasan di atas titik lebur logam atau di bawah titik lebur logam, baik menggunakan tekanan atau tidak menggunakan tekanan, baik menggunakan filler (elektroda) atau tidak menggunakan elektroda. untuk temperatur pengelasan jika objek las yang digunakan adalah pure metal atau logam murni maka temperatur pemanasan di atas temperatur lebur logam tersebut, tetapi jika logam objek las yang digunakan berupa alloy atau paduan maka temperatur yang digunakan di bawah titik lebur logam alloy tersebut. 
seperti diagram equilibrium milik baja di atas, jika berupa paduan maka temperatur yang digunakan berada pada FZ(Fusion Zone). berada di atas temperatur 910 derajat celcius. artinya temperatur masih berada di bawah garis liquidus.
sedangkan jika logam las yang digunakan berupa pure metal, seperti diagram di atas berupa 100% logam besi (Fe) maka temperatur las yang digunakan berada di atas titik lebur dari logam tersebut. jika besi memiliki titik lebur 1535 derajat celcius maka temperatur pengelasan harus berada di atas temperatur lebur besi.
sedangkan pengaruh proses las terhadap sisi metalurgi pada logam las dapat diuraikan menjadi tiga kategori, yaitu fusion zone (FS), HAZ (Heat affected zone), dan base metal. ketiga kategori ini memiliki kriteria yang berbeda-beda berdasarkan struktur, temperatur yang diterima, dan sifat mekanik. Fusion zone sendiri adalah daerah dimana terjadinya proses las, artinya fusion zone merupakan daerah logam yang menerima temperatur yang paling tinggi sehingga filler mengisi rongga logam yang ingin dilas. karena daerah ini berisikan filler atau elektroda maka daerah ini memiliki sifat mekanik yang berbeda dengan logam las aslinya oleh karena itu seorang welder harus menentukan filler yang tepat agar didapatkan sifat meknaikn yang tida jauh berbeda atau memiliki kemiripan. daerah selanjutnya adalah HAZ atau heat affected zone artinya zona adalah zona yang mendapatkan pengaruh akibat panas yang diberikan pada welding zone (fusion zone). daerah ini bisa memiliki kecenderungan memiliki sifat dan struktur yang berbeda dengan base metal untuk mengatasinya perlu dilakukan pro heat dan post heat untuk mendapatkan sifat dan struktur yang tidak berbeda dengan base metal. daerah selanjutnya adalah base metal artinya daerha ini tidak mendapatkan pengaruh apapun akibat proses las sehingga tidak terjadi perubahan baik dari struktur mikro ataupun sifat mekaniknya.
ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses pengelasan:
  • weld ability (mampu las)
  • welder skill
  • kapasitas mesin las
  • K3 dari proses las itu sendiri
kode pada filler memiliki arti tersendiri di setiap digit:
contohnya E 7016
2 digit pertama (70) memiliki arti kekuatan uji tarik dari jenis filler atau elektroda tersebut sebesar 70 Mpa
digit ke-3 (1)   memiliki arti posisi las artinya pengelasan all position
digit ke 4 (6) kuantitas hydrogen, kode 1,6, dan 8 artinya kandungan hidrogen rendah. jumlah hidrogen yang terlalu banyak tidak diinginkan karena menyebabkan cacat jenis cold crack.

Minggu, 21 Februari 2016

Baja Karbon (Carbon Steel)

Baja pada dasarnya adalah paduan besi-karbon. Selain terdiri dari besi dan karbon biasanya juga mengandung sejumlah unsur lain, sebagian berasal dari pengotoran pada bijih besi (misalnya belerang dan phosphor), yang biasanya kadarnya akan tekan serendah mungkin, sebgaian lagi unsur yang digunakan pada proses pembuatan besi atau baja (misalnya silicon dan mangan). Di samping itu seringkali juga sejumlah unsur paduan sengaja ditambahkan ke dalam baja untuk memperoleh sifat tertentu. Mengingat hal ini maka dapat dibayangkan bahwa jenis baja akan sangat banyak.
Baja karbon rendah (low carbon steel), kadar karbon sampai 0,30%, sangat luas pemakaiannya, sebagai baja konstruksi umum, untuk baja profil rangka bangunan, baja tulangan beton, rangka kendaraan, mur baut, pelat, pipa dan lain-lain. Strukturnya terdiri dari ferrit dan sedikit perlite, sehingga baja ini kekuatan relative rendah, lunak, tetapi keuletannya tinggi, mudah dibentuk dan dimachining. Baja ini tidak dapat dikeraskan (kecuali dengan pengerasan permukaan). Ada juga yang membagi lagi kelompok ini, yang kadar karbonnya sangat rendah, kurang dari 0,15%, sebagai dead mild steel, yang biasanya digunakan untuk baja lembaran, besi beton, besi strip dan lain-lain.
Baja karbon menengah (medium carbon steel), kadar karbon 0,30-0.70%. masih terdiri dari ferrit dan perlit juga, dengan perlit cukup banyak, sehingga baja ini lebih kuat dan keras serta dapat dikeraskan, tetapi getas. Banyak digunakan untuk konstruksi mesin, seperti poros, poros engkol, batang torak, roda gigi, pegas dan lain-lain, yang memerlukan kekuatan dan ketangguhan yang lebih tinggi.

Baja karbon tinggi (High carbon steel), kadar karbon lebih dari 0.70%, lebih kuat dan lebih keras lagi, tetapi keuletan dan ketangguhannya rendah. Baja ini terutama digunakan untuk konstruksi mesin yang memerlukan kekuatan lebih tinggi, serta untuk perkakas, yang biasanya memerlukan sifat tahan aus, misalnya untuk gunting, mata bor, reamer, tap dan perkakas tangan yang lain. (Suherman, 1999).

Amal Jama'i

Amal jamai secara etimologi memiliki arti sebagai berikut:
Amal adalah perbuatan sedangkan jama’I adalah jamaah atau bersama-sama jadi secara etiomologi atau secara definisi bahasa amal jama’I adalah suatu amal atau perbuatan yang dilakukan secara bersama-sama (berjamaah). Sedangkan secara istilah Al-‘amalul al-jamaa’i berarti bekerja sama berdasarkan kecepakatan dan bekerja bersama-sama sesuai tugas yang diberikan untuk memantapkan amal. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa Al-‘amalul al-jamaa’i merupakan suatu perbuatan yang dilakukan secara bersama-sama sesuai dengan hasil kesepakatan dalam hal kebaikan dengan memanfaatkan potensi masing-masing anggotanya untuk memaksimalkan amal atau perbuatan tersebut untuk merealisasikan cita-cita yang mulia. Adapun perintah Allah untuk beramal jamai terdapat dalam beberapa ayat sebagai berikut:
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. 3:103-104)
Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharap perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (Q.S. 18:28)
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (Q.S. 61:4)
Dari berbagai potongan ayat di atas sesungguhnya Allah lebih mencintai hambaNya yang beramal soleh secara berjamaah atau bersama-sama. Dan Allah melarang kita untuk bercerai berai karena perpecahan hanya akan membuat Al-islam semakin jauh dari kejayaan. Sejarah sudah membuktikan bagaimana Rasulullah SAW beramal secara berjamaah bersama para sahabat sehingga terbentuklah pemerintahan di kota madinah yang berlandaskan syari’at islam yang kemudian kejayaan Al-islam tersebar luas ke berbagai penjuru dunia tidak hanya di jazirah arab saja. Coba kita bayangkan seandainya Rasulullah SAW tidak berjuang secara berjamaah maka apa yang akan terjadi? Maka dari itu hal yang pertama RAsulullah SAW lakukan untuk mensyiarkan islam dan menyerukan orang-orang untuk beraqidah islam adalah mengumpulkan orang-orang potensial seperti Abu Bakar r.a, Umar bin Khattab r.a, Hamzah bin Abdul Muthalib, Ali bin ABi thalib r.a,  Usman bin Affan, dan sebagainya kemudian Rasulullah SAW memanfaatkan potensi masing-masing sahabt untuk berkontribusi secara maksimal bagi Al-islam sehingga sampailah islam ke lubuk Hati kita.
            Mengapa amal jamai menjadi sangat penting dalam berupaya menegakkan syari’at?berikut ini adalah urgensi dari amal jama’I secara singkat:
·         Dustur Illahi, seperti yang Allah perintahkan dalam QS:3:104
·         Tabi’at alam, coba kita saksikan adakah makhluk hidup yang mampu hidup hanya sebatang kara?
·         Cara yang efektif, beramal jama’I adalah cara yang efektif baik dalam berdakwah kepada sesame ataupun beramal karena tentunya sesuatu yang dikerjakan bersama-sama memiliki keutamaan tertentu.
·         Saling menguatkan, jika berjamaah bersama orang-orang yang solih maka akan saling mengingatkan dan saling menguatkan QS:Al-Maaidah:2
·         Lebih dicintai Allah SWT QS:As-shaaf:4

Ada beberapa ciri yang mengindikasikan bahwa gerakan atau amalan yang dilakukan adalah amal jama’I, diantaranya adalah:
·         Aktivitas yang dijalankan haruslah keputusan jama’ah, artinya jika dilakukan oleh sebuah lembaga misalnya LDJ, HIMA, BEM haruslah hasil keputusan syuro atau rapat.
·         Memiliki susunan jama’ah atau lembaga yang jelas, dan kegiatan atau aktivitas yang dilakukan haruslah rapih dan terprogram. Tujuannya diangkatn seorang pemimpin jama’ah (ketua) adalah semata-mata untuk memudahkan gerak dari jama’ah itu sendiri untuk mencapai tujuan jama’ah dan menerapkan ajaran-ajaran islam.
·         Seluruh kegiatan yang dilakukan semata-mata hanya mengharap Ridho Allah SWT
Oleh karenanya kita sebagai seorang muslim haruslah bergerak bersama jama’ah, berhimpun dengan orang-orang salih, untuk saling mendukung dan saling menguatkan satu sama lain. Kewajiban seorang hamba didunia ada dua, kewajiban untuk beribadah kepada Allah dan kewajiban untuk mensyiarkan agama Allah, artinya kita memang diwajibkan untuk beramal jama’i dalam rangka mensyiarkan agama islam hingga raga dan jiwa kita memang sudah tidak sanggupn lagi untuk mengemban amanah tersebut.

Wallohua’lam..

Zaid bin Tsabit

Zaid bis tsabit termasuk golongan kaum anshar (masyarakat madinah). Sewaktu Rasulullah SAW sampai ke madinah usia zaid bis tsabit masih 11 tahun. Beliau memeluk agama islam bersama-sama dengan keluarganya. Meskipun usianya masih sangat kecil, tetapi beliau merupakan sosok yang luar biasa kesolihan, kecerdasan, dan keberaniannya. Pada satu kesempatan zain bin tsabit pernah dibawa oleh ayahnya menghadap Rasulullah SAW untuk meminta izin agar diikutkan dalam perang badar, namun Rasululah SAW tidak mengizinkan karena usianya yang masih kecil. Tidak menyerah sampai disitu, ketika umat islam sedang bersiap untuk perang uhud, zaid bin tsabit bersama rekan-rekan sebayanya menghadap Rasulullah SAW sambil mengiba agar diikutsertakan dalam barisan pasukan mujahidin untuk berperang diperang uhud. Tetapi Rasulullah masih belum mengizinkan zaid bin tsabit untuk bergabung karena usianya yang belum cukup dewasa dan fisiknya yang masih kecil tetapi Rasulullah berjanji untuk mengikut sertakan zaid bin tsabit diperang umat islam yang selanjutnya. Akhirnya zaid bin tsabit mampu bergabung dengan pasukan mujahidin untuk berperang pada perang khandaq, tahun 5 H.
keimanan zaid tumbuh sangat pesat dan menakjubkan, karena zaid dianugerahkan oleh Allah otak yang sangat cerdas sehingga ia mampu menghafal al-qur’an, menjadi notulen bagi Rasulullah disaat wahyu diturunkan. Ketika rasulullah mulai berekspansi keluar kota madinah, rasulullah mengirimkan surat kepada raja-raja, dan sebelum itu Rasulullah mempercayai zaid untuk belajar bahasa para raja-raja. Dalam waktu yang singkat zaid mampu menguasi bahasa para raja seperti yang diamanahkan oleh Rasulullah SAW. Berkat kerja kerasnya, kesalihannya, kecerdasannya sehingga zaid bin tsabit pernah diamanahkan sebagai ketua dewan peradilan, ketua dewan fatwa, ketua tim pembaca al-qur’an, dan ketua tim pembagi harta warisan. Karenanya ibnu abbas begitu menghormati zaid meskipun zaid lebih muda usianya dibandingan ibnu abbas.
Al-qur’an diturunkan secara berangsur-angsur, selama kurang lebih 21 tahun. Setelah semua ayat alqur’an telah selesai diturunkan, Rasulullah membacakannya kepada kaum muslimin secara tersusun ayat demi ayat, surat demi surat. Setelah Rasulullah wafat, kaum muslimin disibukkan dengan peperangan, sehingga mengakibatkan banyaknya korban jiwa khususnya dari para penghafal al-qur’an. Oleh sebab itu, umar bin khattab berinisiatif menghadap abu bakar as-shiddiq mengusulkan agar al-qur’an dibukukan sebelum semua penghafal qur’an gugur menjadi syuhada. Setelah meminta petunjuk kepada Allah SWT dan berdiskusi dengan para sahabat khalifah Abu bakar As-shiddiq memutuskan untuk mengamanahkan zaid bin tsabit untuk menghimpun Al-qur’an dan dibantu oleh para penghafal al-qur’an lainnya.  Zaid menjalankan amanah dengan ikhlas dan penuh tanggung jawab, semata-mata untuk menjaga izzah dan masa depan agama islam itu sendiri. Ia kumpulkan ayat demi ayat, surat demi surat, lembaran demi lembaran bersama para penghafal lainnya dengan sangat teliti hingga akhirnya seluruh ayat dan surat terkumpul dengan rapih. Zaid mendeskripsikan tugas yang diamanahkan kepadanya seperti berikut. “Demi Allah, seandainya mereka memintaku untuk memindahkan gunung dari tempatnya, itu lebih mudah bagiku daripada menghimpun Al-Qur’an”.
Jasa zaid untuk agama ini sangatlah besar, usianya yang masih muda tidak dijadikan alas an untuk menyia-nyiakan waktu yang ia miliki. Tidak ada kecintaan yang melebihi kecintaannya kepada Allah dan Rasul-Nya. Bisa kita bayangkan berapa banyak pahala yang zaid hasilkan, karena setiap huruf yang dibaca oleh umat muslim maka mengalir kebaikan kepadanya. Subhanallah, alangkah bagaianya menjadi zaid bin tsabit, kisah ini bias kita jadikan ibroh serta motivasi bagai kita semua untuk bersungguh-sungguh dalam belajar, khususnya mempelajari agama islam ini, bersemangat dalam menyambut panggilan jihad, dan mengaplikasikan amalan-amalan yang sudah zaid lakukan, agar aka nada banyak zaid zaid lainnya di seluruh penjuru dunia untuk meninggikan agama islam ini.

Wallohua’lam…

Husnudzon (Berprasangka Baik)


Secara etimologi khusnudon berasal dari kata hasan (baik) dan dzon (prasangka) artinya berprasangka baik. Sedangkan secara istilah husnudzon adalah berprasangka terhadap takdir Allah SWT dan berprasangka baik terhadap makhluk-makhluk Allah SWT. Orang yang memiliki sifat husnudzon tidak akan mudah menyalahkan atau menuduh orang lain untuk menutupi kesalahan atau kekurangan dirinya sendiri. Husnudzon juga akan senantiasa menghadirkan rasa ketenangan di dalam hati kita ketika suatu musibah menimpa kita, sehingga akan mentarbiyah diri kita untuk menjadi lebih dewasa.
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka. Sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.” (QS:Al-Hujurat:12)
Adapun jenis-jenis dari husnudzon akan dijelaskan secara singkat sebagai berikut:
·         Husnudzon terhadap Allah SWT
Berprasangka baik kepada Allah terhadap nikmat apa saja yang Allah berikan kepada kita, hal ini akan menjadikan kita sebagai hamba yang selalu bersyukur.
·         Husnudzon terhadap diri sendiri
Artinya senantiasa husnudzon terhadap semua bakat dan potensi yang kita miliki, karena kita adalah sebaik-baiknya ciptaan. Hal ini akan membuat kita menjadi lebih percaya diri dan semangat dalam beraktivitas sehari-hari
·         Husnudzon terhadap sesama manusia
Artinya berhusnudzon terhadap sikap dan perilaku saudara kita, hal ini akan membangun pondasi ukhuwah yang sangat baik dan mencegah terjadinya konflik-konflik yang mengarah pada permusuhan.

Ibnu qoyyim pernah berkata:
Telah nampak jelas perbedaan antara husnudzan dengan ghurur (tipuan). Adapun Husnuzan, jika ia mengajak dan mendorong beramal, membantu dan membuat rindu padanya: maka ia benar. Jika mengajak malas dan berkubang dengan maksiat: maka ia ghurur (tipuan). Husnuzan adalah raja' (pengharapan). Siapa yang pengharapannya mendorongnya untuk taat dan menjauhkannya dari maksiat: maka ia pengharapan yang benar. Sedangkan siapa yang kemalasannya adalah raja' dan meremehkan perintah: maka ia tertipu." (Al-Jawab al-Kaafi: 24) .

Adapaun perintah husnudzon akan dijabarkan seperti berikut ini:
"Aku sesuai prasangka hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku akan bersamanya selama ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam dirinya maka Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku, jika ia mengingat-Ku dalam sekumpulan orang maka Aku akan mengingatnya dalam sekumpulan yang lebih baik dan lebih bagus darinya. Jika ia mendekat kepada-Ku satu jengkal maka Aku akan mendekat kepada-Nya satu hasta, jika ia mendekat kepada-Ku satu hasta maka Aku akan mendekat kepadanya satu depa, dan jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan maka Aku akan mendatanginya dengan berlari." (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Sufyan, dari Jabir bin Abdillah Radhiyallahu anhu berkata : tiga hari sebelum meninggalnya Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam, aku mendengar beliau bersabda : “ Janganlah seorang diantara kalian meninggal kecuali dia telah berbaik sangka kepada Allah “ (H.R. Muslim)

Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, ketahuilah bahwa Sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan Sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan. (Q.S. al-Anfal 24)

Dalam implementasi kehidupan kita di kampus, husnudzon menjadi sangat penting, contohnya dalam kegiatan di bangku kuliah. Jika kita mampu husnudzon terhadap dosen-dosen, inshaAllah proses menyerap pelajaran akan menjadi lebih mudah karena tidak terfikir untuk menjelek-jelekkan dosen, membuat dugaan – dugaan yang tak berdasar, apalagi sampai merendahkan dan menganggap remeh dosen. Selain itu dalam kegiatan berorganisasi, adakalanya kita harus husnudzon terhadap pemimpin-pemimpin kita di organisasi, karena sama-sama kita ketahui kebijakan yang dibuat oleh pemimpin-pemimpin yang soleh tidak akan menjerumuskan kita ke perbuatan-perbuatan dosa melainkan seharusnya kita dukung secara penuh, begitu juga bersikap husnuzon terhadap mentor-mentor atau murobbi-murobbi kita, inshaAllah mereka semua memiliki harapan dan cita-cita mulia untuk kita semua yang ingin mereka realisasikan.


Wallohua’lam..

Senin, 18 Januari 2016

Indonesia menangis tetapi masih optimis

Berbicara indonesia tidak akan ada habisnya. Negeri yang kaya raya di bangun di atas surga dunia yg membentang baik daratan ataupun lautan. Bangsa yg dibangun dengan darah perjuangan, mempertahankan kehormatan bukan kemunafikan. Di sini saya ingin beropini mengenai kondisi Indonesia tercinta yang memprihatinkan namun tetap memiliki harapan. Sejak era reformasi dari orde baru negara ini mengalami banyak peristiwa, peristiwa yang menyebabkan kegaduhan politik. Kontroversi kebijakan presiden-presiden dan jajarannya dalam rentan era reformasi hingga saat ini menimbulkan efek negatif bagi 200 juta lebih rakyat Indonesia. Saya tidak ingin membahas satu persatu kontroversi kebijakan karena saya merasa belum memiliki kompetensi untuk mengupas tuntas kontroversi kebijakan-kebijakan tersebut. Saya hanya ingin menyampaikan efek sampingnya saja menurut kacamata saya pribadi (read:subjektif). Pertama adalah efek terhadap kemiskinan, bangsa ini menurut saya masih jauh dari predikat sejahtera. Tidak usah jauh-jauh menengok ke papua, tepi kali ciliwung, pinggiran depok, tepi bekasi, kabupaten bogor yang notabennya dekat dengan ibu kota masih sangat mudah kita menjumpai kemiskinan. Belum lagi kasus busung lapar di indonesia bagian timur sana yang membuat hati miris, padahal indonesia sempat menjadi negara swasembada pangan di era pak harto. Padahal indonesia kaya sumberdaya alam (mineral, minyak, gas) tapi sayang dikelola bule-bule rakus dan 'tikus pengkianat'. Ke-dua adalah efek terhadap pendidikan, jumlah fasilitas pendidikan dengan jumlah rakyat indonesia menurut saya sangat tidak proporsional. Banyak sekali permasalahan pendidikan yg membuat saya geli, kurikulum yg galau, bangunan sekolah roboh, akses ke sekolah sulit, gaji guru tidak manusiawi, biaya sekolah mahal, dll. Meskipun anggaran pendidikan cukup besar (20% dari APBN) tetapi faktanya masalah-masalah sepele masih terjadi di lapangan. Ironis memang, tapi itu adalah kenyataan, padahal kita sama-sama tau bahwa kualitas pendidikan menentukan masa depan bangsa ini. Ternyata 70 tahun merdeka negeri yang besar ini masih berkutat dengan masalah-masalah sepele dalam dunia pendidikan. Yang ke-tiga adalah kemajuan teknologi. Indonesia sangat tertinggal dalam pengembangan dan inovasi teknologi di bandingkan negra tetangga (malaysia, singapura, dll). Hal ini disebabkan oleh masalah sepele juga, tidak adanya fasilitas yg memadai (contoh: laboratorium) dan kurang seriusnya pemerintah mendukung inovasi teknologi anak bangsa. Tengok saja, proyek pesawat terbang, drone, mobil listrik, ALUSISTA yang mandek dan akhirnya ditikung bangsa lain. Memalukan?ya, memang memalukan. Ide putra/i terbaik bangsa namun menjadi karya di negeri orang. Yang terakhir adalah krisis kepemimpinan, menurut saya sulit rasanya menemukan pemimpin bangsa ini yang jujur, ikhlas, dan benar-benar serius memimpin bangsa ini. Kalaupun ada, mesti ada saja yang menjegal kepemimpinannya sehingga tamat di tengah jalan. Pemimpin yg korupsi, tidak pro-rakyat, menjual aset negara, boneka amerika, ada saja kasus yang melekat pada masa baktinya. Kegaduhan politik yg selama ini terjadi membuat orang-orang jahat yang memiliki kepentingan tertentu rela melakukan segala cara untuk memperalat bangsa ini, dan mereka para kacung-kacung asing dan aseng akan terus menjadi pengkhianat bangsa ini tanpa ada sedikitpun rasa bersalah. Ketika bangsa indonesia dipimpin oleh pemimpin2 yg jujur, ikhlas, prorakyat, dan didukung oleh pendidikan yang maju dan merata serta serius dalam pengembangan dan aplikasi teknologi, rasanya Indonesia emas bukan lagi menjadi slogan semata melainkan menjadi kenyataan.
"Jatuh dan tersungkur
Menggoreskan luka jiwa dan raga
Bersumpah untuk mengabdi
Di atas bumi ibu pertiwi"